
Ibadah umroh dikatakan sebagai ibadah yang cukup fleksibel. Ya, hal ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan ibadah haji. Jika ibadah haji harus pada waktu tertentu, namun ibadah umroh ini bisa dilakukan kapan saja asalkan dilakukan sesuai dengan rukun-rukunnya. Karena ada perbedaan antara keduanya, maka dari itu, perlu pengetahuan yang baik tentang manasik umroh sebelum melaksanakan pemberangkatan ke tanah suci.
Tata Cara Manasik Umroh Sesuai Sunnah Rasul yang Perlu Diketahui
Tata cara manasik umroh yang kita pelajari harus sesuai sunnah dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah karena beliau adalah contoh suri tauladan yang sempurna bagi kita. Beliau juga yang menunjukkan kepada kita tentang tata cara pelaksanaan seluruh ibadah umat muslim termasuk pelaksanaan ibadah umroh.
Rukun Umroh
Rukun umroh adalah kegiatan pokok ibadah umroh yang wajib dikerjaan oleh jamaah umroh dan tidak boleh ditinggalkan. Apabila salah satu dari rukun umroh ini ditinggalkan, maka ibadah umroh yang dilakukan tidak sah. Berikut adalah rukun umroh yang wajib diketahui saat pelaksanaan manasik umroh.
- Ihram
Rukun umroh yang pertama adalah melaksanakan ihram. Miqot ihram adalah Yalamlam, Dzul Khulaifah (Bir Ali), Zulfah, Dzul Irqi, Qornulmanajil. Pelaksaan ihram ini juga memiliki sunah-sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah. Sebelum ihram, jamaah bisa merapikan kuku, rambut, jenggot, kumis, bulu ketiak, maupun bulu lainnya.
Setelah merapikan kuku dan segala jenis rambut, kita disunnahkan pula untuk mandi dengan membasahi seluruh bagian tubuh termasuk sela-sela bagian tubuh dan berwudhu. Selanjutnya jamaah umroh bisa mengenakan pakaian ihram yang akan diajarkan ketika melaksanakan manasik umroh.
Untuk ketentuan pakaian ihrom juga akan dijelaskan oleh pemandu manasik umroh. Bagi laki-laki, pakaian ihramnya terdiri atas dua bagian kain, yaitu kain bagian atas dan kain bagian bawah. Sedangkan untuk perempuan pakaian ihramnya sama pakaian sholat. Begitulah ketentuan pakaian ihram yang ideal menurut Rasulullah.
Setelah rangkaian kegiatan manasik umroh seperti yang dijelaskan di atas, jamaah umroh bisa melakukan niat umroh. Perlu diperhatikan bahwa setelah niat umroh, jamaah tidak boleh berkata buruk dan berkata hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya untuk menjaga kesempurnaan umroh. - Thawaf
Setelah sampai di Makkah, jamaah harus melaksanakan thawaf di Ka’bah sebanyak tujuh kali sambil mengucapkan takbir. Setelah itu, jamaah akan melaksnakan shalat di Maqam Ibrahim dan meminta doa-doa yang hendak disampaikan kepada Allah.
Biasanya pemandu manasik umroh akan memberikan wejangan kepada jamaah untuk tidak memaksakan diri untuk mencium jika kondisi dan suasana sangat ramai dan berdesakan. Selanjutnya, sebelum sa’i jamaah disunnahkan untuk minum air zam zam terlebih dahulu. - Sa’i
Sesuai sunnah Rasulullah, jamaah manasik umroh dianjurkan keluar menuju Safa dan naik menghadap Ka’bah sambil membaca tahmid serta takbir tiga kali dengan mengangkat kedua tangan. Di sini rasulullah menganjurkan jamaah untuk membaca doa dan mengulanginya sebanyak tiga kali.
Setelah kegiatan tersebut, jamaah bisa turun dan dan mulai melakukan sa’i sebanyak tujuh kali putaran dengan berjalan cepat di antara tanda hijau dan berjalan biasa sebelum tanda tersebut. Kemudian jamaah dianjurkan untuk naik ke atas Marwa sambil membaca takbir dan tahmid sebanyak tiga kali. - Tahallul
Saat manasik umroh, jamaah akan diajak untuk melakukan tahallul usai melaksanakan sa’i. Jamaah laki-laki dianjurkan mencukur sebagian atau seluruh bagian rambut, sedangkan bagi kaum perempuan cukup mencukur sebagian rambut saja.
Menurut ajaran Rasulullah, ketika mencukur rambut jamaah dianjurkan untuk memulainya dari sebelah kanan sambil berdoa. Menggunting atau memotong rambut boleh dilakukan oleh siapa saja, anak kecil kepada orang tua atau sebaliknya, istri kepada suaminya atau sebaliknya. - Tertib
Tertib merupakan salah satu rukun umroh yang wajib diperhatikan. Saat melaksanakan manasik umroh, semua urutan tata cara pelaksanaan rangkaian rukun umroh seperti yang dijelaskan di atas harus dikerjakan sesuai urutan.

Manasik Umroh Sesuai Sunnah Rasul : Larangan Saat Umroh
Selain jamaah manasik umroh harus menjalani rangkaian rukun umroh seperti yang tertera di atas, ada beberapa rambu-rambu bagi jamaah umroh untuk menghindari hal-hal yang dilarang saat melakukan umroh seperti yang dijelaskan berikut ini.
- Kaum laki-laki tidak boleh memakai pakaian berjahit dan penutup kepala. Larangan ini sudah menjadi ketentuan yang diajarkan oleh Rasulullah. Pakaian ihrom yang boleh dikenakan kaum jamaah laki-laki adalah dua kain yang tidak berjahit untuk menutup bagian atas dan bagian bawah seperti yang umumnya dipakai oleh jamaah manasik umroh.
- Kaum perempuan dilarang memakai pakaian yang menutup wajah dan telapak tangannya ketika manasik umroh. Namun, jika ada kaum laki-laki yang lewat di dekatnya, seorang wanita diperbolehkan menutup wajahnya.
- Dilarang memotong kuku, rambut, dan bulu badan lainnya ketika sudah melakukan ihrom. Namun, jika seseorang terpaksa harus menghilangkan rambut, bulu, atau sejenisnya ia harus membayar fidyah sebagai gantinya.
- Membunuh atau memburu binatang darat juga merupakan salah satu larangan bagi jamaah umroh. Tentunya informasi ini sudah dijelaskan oleh panitia manasik umroh kepada para calon jamaah umroh. Jika peraturan ini dilanggar, maka harus membayar fidyah dengan memberi makanan kepada fakir miskin senilai 1 mud per hari.
- Larangan mencabut atau memotong tanaman di tanah haram juga sudah menjadi edukasi saat pelatihan manasik umroh. Jika peraturan ini dilanggar, maka harus membayar fidyah dengan memberi makanan kepada fakir miskin senilai 1 mud per hari.
- Larangan selanjutnya adalah melakukan pernikahan. Pernikahan di sini termasuk dalam kegiatan dinikahkan ataupun menikahkan.
- Baik saat manasik umroh atau ketika di tanah suci, jamaah umroh dilarang bercumbu rayu, bermesraan, maupun bersetubuh. Apabila larangan ini dilanggar, maka harus membayar denda dengan menyembelih seekor unta atau tujuh ekor kambing.
- Rangkaian manasik umroh juga akan menjelaskan bahwa jamaah dilarang memakai wangi-wangian dan minyak rambut. Wangi-wangian yang dimaksud bukanlah termasuk sejenis sabun atau shampo, tetapi seperti parfum.
- Berbuat kekerasan juga sangat dilarang ketika melaksanakan ibadah umroh. Berbuat kekerasan yang dimaksud di sini adalah termasuk berkelahi secara fisik maupun juga dengan berbuat keributan melalui perkataan. Oleh sebab itu, jamaah sangat dilarang mengeluarkan kata-kata kotor maupun menyinggung yang dapat memancing keributan.
Agar ibadah umroh yang kita lakukan dapat khusyu dan diterima oleh Allah, maka kita harus memperhatikan rukun umroh dan hal-hal yang dilarang ketika umroh sebagiamana yang telah dijelaskan di atas.
Info Lebih Lanjut untuk Haji dan Umroh Silahkan Menghubungi :
Kantor Agen Bogor Timur :
RWPGrup Indonesia
Jl. Sukajaya I No.17, Jl. Raya Tajur – Bogor, Jawa Barat
(Pangkalan Ojeg Sukajaya I, disebelah Pool Bus Lorena/POM Bensi Lorena, lalu Kawasaki Motor)
Telp. : 0251 – 833 03 25